REVIEW: Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

Semua pasti gak asing lagi dong dengan novel yang satu ini. Mungkin pernah dengar orang yang bicara tentang novel ini atau pernah liat cover novel ini di media sosial atau toko buku.

Yup, kali ini saya bakal review novel Dilan 1990 karya Pidi Baiq. Kebetulan memang saya baru baca Dilan 1990, tapi belum baca yang Dilan 1991.

Pertama kali sewaktu saya membaca buku tersebut, saya merasa malas untuk melanjutkannya. Karena di pikiran saya ini adalah cerita yang menceritakan sebuah kisah di tahun 1990, dan itu jadul banget. Bukan saya banget. Pokoknya saya mikir, ah ini jelek ah novelnya, gak cocok dibaca sama saya yang hidup di jaman sekarang yang serba modern. Pikiran saya waktu itu pendek banget lah masalah novel ini.

Tetapi, hal itu belum berakhir. Saya tetap membaca novel tersebut karena saya terbawa. Tidak tau kenapa. Sewaktu saya membaca penjelasan Milea dari awal saya terhanyut. Apa ya bahasa Indonesia yang baiknya? Pokoknya saya terbawa ke dalam suasana cerita tersebut deh.

Ditambah lagi, bahasa yang dipakai juga gak berbelit-belit dan mudah saya cerna. Selain itu, bahasanya juga khas banget. Beda lah sama novel-novel remaja yang biasa saya baca. Ada kesannya gitu di novel Dilan ini.

Terus cerita di dalam novel ini gak hanya menceritakan kisah percintaan, tetapi juga membawa masalah sosial. Kayak si Dilan yang merupakan anggota geng motor dan anak bandel di sekolahan. Di novel ini, saya dapat mengubah cara pandang saya terhadap anak-anak yang bandel di sekolahan. Bahwa semua anak yang bandel pasti punya alasan kenapa dia jadi bandel.

Cara penulis menciptakan karakter Dilan juga saya suka bangetttt. Apa ya? Jalan pikiran Dilan itu bagus banget lah, jarang-jarang ada cowok jaman sekarang yang kayak Dilan. Dia tidak tahu bagaimana caranya romantis, tapi dia tau banget bagaimana cara membuat seorang cewek nyaman dengan hal kecil yang dia lakukan. Kerenlah. Setiap kata yang diucapkan tokoh-tokoh dalam novel Dilan ini gak saya lewatin. Karena menurutku itu terlalu menarik untuk dilewatkan. Beda lagi saat saya membaca novel yang biasa saya baca, pasti ada beberapa percakapan yang saya lewatin, karena bosan. Tapi di Dilan ini saya sangat amat tertarik dengan apa yang diucapkan para tokoh di dalamnya.

Untuk cover buku, saya suka lah. Warnanya biru gitu, kan saya pecinta biru. Tetapi, terlepas dari saya yang memang dari sananya pecinta biru, cover bukunya memang bagus. Kenapa bagus? Tatanannya simple. Gak neko-neko.

Bagi semuanya, ayok deh dibaca novel Dilan ini. Khusus nih buat para cowok, supaya lebih tertantang, haha :D

Itu dia review dari saya. Hm, saya membuatnya berdasarkan pendapat saya sendiri. Nah, setiap manusia kan punya pendapat masing-masing, jadi gak apa-apa kalau misalnya kalian beda pendapat sama saya :) Kalian bisa kasih kritik dan saran kok.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persyaratan Peserta Didik Baru Online SMP Negeri 2 Sentani 2016/2017

Cerpen: Highschool Story

Peristiwa Perjuangan serta Uraian Singkatnya