Peristiwa Perjuangan serta Uraian Singkatnya
Halo, kembali lagi dengan gue, Resky Putri! Kali ini gue bakalan ngebahas soal-soal di buku PKN Bab 6 Kelas IX. Semoga membantu, ya!
PPKn
Bab 6
Keutuhan Negara Kesatuan Rebupblik Indonesia
PPKn
Bab 6
Keutuhan Negara Kesatuan Rebupblik Indonesia
No.
|
Peristiwa Perjuangan
|
Uraian Singkat Perjuangan
|
1.
|
Pertempuran Surabaya tanggal 10
November 1945
|
Terjadinya pertempuran di Surabaya
diawali dengan kedatangan atau mendaratnya brigade 29 dari divisi India ke 23
di bawah pimpinan Brigadir Mallaby pada tanggal 25 Oktober 1945. Pertempuran
ini merupakan yang paling dahsyat yang menelan korban 15.000 orang, peristiwa
10 November ini diperingati sebagai Hari Pahlawan oleh seluruh bangsa
Indonesia.
|
2.
|
Perlawanan terhadap Agresi Militer
Belanda
|
Sesudah
penandatanganan Persetujuan Linggarjati, Belanda berusaha keras memaksakan
interpretasi mereka sendiri dan berjalan sendiri untuk membentuk
negara-negara bagian yang akan menjadi bagian dari negara Indonesia Serikat,
sesuai dengan keinginan mereka. Hal
ini diawali dengan konferensi yang diselenggarakannya di Malino, Sulawesi
Selatan, dan kemudian di Denpasar, Bali. Di sana mereka berhasil membentuk
negara boneka Indonesia Timur dengan dibantu oleh orang-orang yang pro
Belanda seperti Sukawati dan Anak Agung Gde Agung. Anak Agung Gde memang
sejak awal sudah memusuhi pemuda-pemuda pro Republik di daerahnya, serta
mengejar-ngejar dan menangkapinya.
Memang tujuan utama Belanda penandatanganan Persetujuan Linggarjati ialah
menjadikan negara Republik Indonesia yang sudah mendaptkan pengakuan de facto
dan juga de jure oleh beberapa negara, kembali menjadi satu negara bagian
saja seperti juga negara-negara boneka yang didirikannya, yang akan
diikutsertakan dalam pembentukan suatu negara Indonesia Serikat. Langkah
Belanda selanjutnya ialah memajukan bermacam-macam tuntutan yang pada
dasarnya hendak menghilangkan sifat negara berdaulat Republik dan
menjadikannya hanya negara bagian seperti negara boneka yang diciptakannya di
Denpasar. Yang menjadi sasaran uatamanya ialah menghapus TNI dan
perwakilan-perwakilan Republik di luar negeri, karena keduanya merupakan
atribut negara berdaulat.
Semua tuntutan Belanda ditolak. Sementara itu keadaan keuangan Belanda sudah
gawat, dan kalau masalah Indonesia tidak cepat diselesaikan maka besar
kemungkinan Belanda akan bangkrut. Agresi militer pertama dilakukan Belanda
berlatar dua pokok di atas, yaitu melenyapkan Republik Indonesia sebagai
negara merdeka dengan menghilangkan semua atribut kemerdekaannya, dan keadaan
keuangan Belanda yang sangat gawat.
Dalam serangan Belanda yang pertama itu mereka bermaksud hendak menduduki
Yogyakarta yang telah menjadi ibu kota perjuangan Republik Indonesia, dan
menduduki daerah-daerah yang penting bagi perekonomian Belanda, yaitu
daerah-daerah perkebunan, ladang minyak dan batu baik di Sumatera maupun di
Jawa. Usaha ini untuk sebagian berhasil; mereka berhasil menduduki
daerah-daerah perkebunan yang cukup luas, di Sumatera Timur, Palembang, Jawa
Barat dan Jawa Timur. Dari hasil penjualan produksi perkebunan-perkebunan
yang masih terkumpul, mereka mengharapkan mendapatkan uang sejumlah US$ 300
juta, sedangkan biaya agresi militer diperhitungkan akan memakan US$ 200
juta, jadi masih ada ”untung” US$ 100 juta. Sasaran yang satu lagi, yaitu
menduduki Yogyakarta tidak tercapai, karena pada tanggal 4 Agustus 1947 Dewan
Keamanan memerintahkan penghentian tembak menembak. Selanjutnya PBB membentuk
Komisi PBB yang terdiri atas tiga negara: satu dipilih oleh Indonesia, satu
oleh Belanda dan yang satu lagi dipilih bersama. Komisi Tiga Negara ini
terdiri atas Amreika Serikat, Australia dan Belgia. Sjahrir memilih
Australia, dan bukan India, karena India sudah dianggap oleh dunia sebagai
pro Indonesia, sedangkan Australia adalah negara bangsa kulit putih, yang
dianggap lebih obyektif pendiriannya dalam mendukung perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Perkiraan Belanda dengan mengadakan agresi militernya yang pertama meleset
sama sekali; karena tanpa diperhitungkan sejak semula, bahwa Dewan Keamanan
PBB akan bertindak atas usul India dan Australia. India dan Australia sangat
aktif mendukung Republik di dalam PBB, di mana Uni Soviet juga memberika
dukungannta. Akan tetapi, peranan yang paling penting akhirnya dimainkan oleh
Amerika Serikat. Mereka yang menentukan kebijakan Belanda, bahkan yang lebih
progresif di antara mereka, merasa yakin bahwa sejarah dan pikiran sehat
memberi mereka hak untuk menetukan perkembangan Indonesia, tetapi hak ini
hanya dapat dijalankan dengan menghancurkan Republik terdahulu.
Sekutu-sekutu utama negeri Belanda terutama Inggris, Australia, dan
Amerika (negara yang paling diandalkan Belanda untuk memberi bantuan
pembangunan kembali di masa sesudah perang) tidak mengakui hak semacam itu
kecuali jika rakyat Indonesia mengakuinya, yang jelas tidak demikian apabila
pihak Belanda harus menyandarkan diri pada penaklukan militer. Mereka mulai
mendesak negeri Belanda supaya mengambil sikap yang tidak begitu kaku, dan
PBB menjadi forum umum untuk memeriksa tindakan-tindakan Belanda.
Untuk pertama kali sejak PBB didirikan pada tahun 1945, badan ini mengambil tindakan
mengentikan penyerangan militer di dunia dan memaksa agresor agar
menghentikan serangannya. Belanda yang menginginkan supaya masalah Indonesia
dianggap sebagai suatu persoalan dalam negeri antara Belanda dan jajahannya,
telah gagal, dan masalah Indonesia-Belanda menjadi menjadi masalah
internasional. Kedudukan Republik Indonesia menjadi sejajar dengan kedudukan
negara Belanda dalam pandangan dunia umumnya.
|
3.
|
Perang gerilya
|
Setelah kota yogjakarta dikuasai
Belanda,Panglima Besar Jenderal Sudirman bersama prajurit TNI menyingkir ke
luar kota melakukan perang gerilya.Sebelum memipin perang gerilya,jenderal
sudirman mengirimkan perintah kilat kepada seluruh jajaran TNI,sebagai
berikut :
1.Kita telah diserang oleh tentara
Belanda denganserbuan pertama adalah kota Yogyakarta dan Lapangan Terbang
Maguwo.
2.Pemerintah Belanda telah membatalkan
persetujuan gencatan senjata
3.Semua angkatan perang menjalankan
rencana yang telah ditetapkan untuk menghadapi serangan tersebut
Kolonel A.H Nasution,wakil Panglima Besar APRIS dan Panglima Tentara
dan Teritorium Jawa menindaklanjuti perintah kilat itu. Beliau segera
membentuk pemerintah militer untuk mengisi kekosongan pemerintahan sipil dan
menyusun pemerintahan rakyat semesta.Kolonel A.H Nasution menyebarkan 20
perwira ke seluruh Jawa dengan membawa maklumat tentang telah dibentuknya
pemerintahan militer dan instruksi kerja.
Untuk menghadang geak maju pasukan
tentara Belanda,TNI membentuk garis pertahanan yang disebut As.Untuk
menghadang pasukan Belanda dari Semarang,TNI membentuk As Salatiga-Semarang
dan As Semarang-Magelang.Sementara itu,untuk menghadang pasukan tentara
Belanda di Jawa Timur,TNI menbentuk As Mojokerto-Madiun.Perang gerilya mulai
dikobarkan sejak tanggal 25 Desember 1948 diberbagai daerah.Pasukan Jenderal
Sudirman bergerilya disepanjang daerah Pantai Selatan Jawa mulai Parangtritis
bergerak ke timur lewat Wonosari,Pracimantoro,Wuryantoro,dan Wonogiri.Pasukan
tersebut berbelok ke timur meuju
Purwantoro,Ponorogo,Trenggalek,Kediri.Kemudian kembali ke barat menuju
Sawahan,Sedayu,Ngindeng,Nogosari,Tegalombo,Nujing,Ngambar,dan Sobo.Dan kembali ke Yogyakarta lewat
Tirtomoyo,Baturetno,Baturetno,Karangbendo,Karangmojo,Geding,Payungan,Prambanan
dan akhirnya masuk lagi ke Yogyakarta.Tempat yang pernah dilewati tersebut
sekarang terkenal dengan nama Rute
Gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman.Dengan perang gerilya yang
selalu berpindah-pindah
tersebut,Belanda mengalami kesulitan untuk dapat menangkap panglima Sudirman.
Dalam perang gerilya,TNI menyerang musuh secara mendadak.Setelah
berhasil mengalahkan dan merampas senjatanya,mereka menghilang dan
bersembunyi lagi.Seringkali TNI uga mencegat konvoi Belanda dijalan-jalan
yang strategis diluar kota.Untuk menghambat patrol Belanda,banyak jembatan
yang dirusak dan dihadang dengan merobohkan pohon-pohon besar.Dalam perang
gerilya di Jawa Timur,TNI tidak hanya menghadapi tentara Belanda,tetapi juga
menghadapi pasukan gerombolan yang digerakkan oleh Markas Murba Terpendam pimpinan Tan Malaka yang berusaha merebut pimpinan revolusi sehubungan
dengan ditangkapnya presiden.
|
4.
|
Perang maluku
|
LATAR BELAKANG
1. Timbulnya
kegelisahan, ketakutan, kekecewaan rakyat Maluku terhadap Belanda kerena
Belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan kerja wajib
2. Peredaran
uang kertas yang membingungkan rakyat
3. Didudukinya
benteng Duurstede oleh Belanda
4. Rakyat
atau para pemuda Maluku dipaksa menjadi prajurit Belanda
Tokoh : Thomas Matulessy ( kapten Pattimura), Anthony Reebok, Philip Latumahina, Daniel Sorbach. Proses Perlawanan Awalnya rakyat Maluku mengajukan daftar keluhan kepada Residen Van Den Bergh mengenai tindakan semena-mena Belanda yang menyengsarakan rakyat. Karena tidak digubris, rakyat Maluku menyerbu dan merebut benteng Duurstededi Saparua tanggal 16 Mei 1817. Untuk mengatasi perlawanan rakyat, Belanda mendatangkan bantuan dari Ambon dan Haruku. 3 September 1817 Belanda mendatangkan pasukan pimpinan Kapten Lisnet, namun belum berhasil. Belanda akhirnya menjanjikan akan memberi hadiah 1000 gulden kepada siapa saja yang berhasil menangkap Pattimura tapi tidak berhasil. Tanggal 15 Oktober 1817 Belanda mengadakan serangan besar-besaran. Satu persatu pemimpin perlawanan dapat ditangkap. Berkat siasat Belanda yang berhasil membujuk Raja Booi, pada tanggal 11 November 1817, Thomas Matulessy berhasil ditangkap diperbatasan hutan BOOI dan Haria. Akhirnya vonis hukuman gantung dijatuhkan kepada empat pemimpin yaitu Thomas Matulessy ( kapten Pattimura), Anthony Reebok, Philip Latumahina dan Said Printah. Eksekusi hukuman gantung sampai mati dilaksanakan pukul 07.00 tanggal 16 Desember 1817 dengan disaksikan rakyat Ambon |
5.
|
Perlawanan Sultan Hasanuddin
|
Sepeninggal ayahnya, Hasanuddin
menjadi raja Gowa ke-16. Saat itu VOC tengah giat berusaha menguasai
perdagangan rempah-rempah. Upaya ini mendapat tentangan dari
kerajaan-kerajaan di seluruh Nusantara, tak terkecuali kerajaan Gowa yang
juga menguasai jalur perdagangan di wilayah Timur Indonesia.
Tahun 1666, Laksamana Cornelis Speelman
memimpin satu armada kapal perang untuk menundukan kerajaan-kerajaan kecil di
Sulawesi. Namun menundukan Gowa ternyata sangat sulit. Bahkan kerajaan
Islam ini berusaha mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian
timur untuk melawannya. Pertempuranpun tak bisa dihindarkan. VOC sempat
kewalahan dan meminta bantuan armada perang dari Batavia. Kekuatan pun
menjadi tidak imbang. Akhirnya Gowa terdesak dan melemah hingga pada 18
November 1667, Gowa bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya.
Perjanjian ini tidak bertahan lama
disebabkan Belanda berkhianat. Hasanuddin mengobarkan api jihad kembali. VOC
kembali kewalahan menghadapi serbuan Mujahidin Gowa yang dipimpin Sultan
Hasanuddin. Batavia segera mengirim kembali armada dan pasukan perang ke
Sulawesi Selatan untuk membantu angkatan perang yang ada di sana. Pertempuran
berjalan dengan sengit.
Tak lama kemudian seiring dengan
datangnya bantuan dari Batavia, VOC akhirnya mampu menerobos benteng
Sombaopu, benteng terkuat kerajaan Gowa pada 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin
pun Gugur.
|
2. Pemberontakan di Indonesia
No.
|
Peristiwa
Pemberontakan
|
Uraian Singkat
Pemberontakan
|
1.
|
Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948
|
Pancasila dan menggantinya dengan
negara komunis. Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI dapat merebut
tempat-tempat penting di Madiun. Untuk menumpas pemberontakan PKI, pemerintah
melancarkan operasi militer. Dalam hal ini peran Divisi Siliwangi cukup
besar. Di samping itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan
Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
mengerahkan pasukannya menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Dengan dukungan
rakyat di berbagai tempat, pada tanggal 30 September 1948, kota Madiun
berhasil direbut kembali oleh tentara Republik. Pada akhirnya tokoh-tokoh PKI
seperti Aidit dan Lukman melarikan diri ke Cina dan Vietnam. Sementara itu,
tanggal 31 Oktober 1948 Musso tewas ditembak. Sekitar 300 orang ditangkap
oleh pasukan Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948 di daerah Purwodadi, Jawa
Tengah.
|
2.
|
Pemberontakan
Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII)
(DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat)
|
Berdasarkan Perundingan Renville,
kekuatan militer Republik Indonesia harus meninggalkan wilayah Jawa Barat
yang dikuasai Belanda. TNI harus mengungsi ke daerah Jawa Tengah yang
dikuasai Republik Indonesia. Tidak semua komponen bangsa menaati isi
Perjanjian Renville yang dirasakan sangat merugikan bangsa Indonesia. Salah
satunya adalah S.M. Kartosuwiryo beserta para pendukungnya. Pada tanggal 7
Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia
(NII). Tentara dan pendukungnya disebut Tentara Islam Indonesia (TII).
Gerakan Darul Islam yang didirikan oleh Kartosuwiryo mempunyai pengaruh yang
cukup luas. Pengaruhnya sampai ke Aceh yang dipimpin Daud Beureueh, Jawa
Tengah (Brebes, Tegal) yang dipimpin Amir Fatah dan Kyai Somolangu (Kebumen),
Kalimantan Selatan dipimpin Ibnu Hajar, dan Sulawesi Selatan dengan tokohnya
Kahar Muzakar.
|
3.
|
Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI)
|
Munculnya pemberontakan PRRI diawali
dari ketidakharmonisan hubungan pemerintah daerah dan pusat. Daerah kecewa
terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana
pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan
daerah seperti berikut.
a. Dewan Banteng di Sumatra Barat yang
dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
b. Dewan Gajah di Sumatra Utara yang
dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.
c. Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang
dipimpin oleh Letkol Barlian.
d. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang
dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.
Tanggal 10 Februari 1958 Ahmad Husein
menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dalam waktu 5 x 24 jam, dan
menyerahkan mandatnya kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas ditolak
pemerintah pusat. Setelah menerima ultimatum, maka pemerintah bertindak tegas
dengan memecat secara tidak hormat Ahmad Hussein, Simbolon, Zulkifli Lubis,
dan Dahlan Djambek yang memimpin gerakan sparatis. Langkah berikutnya tanggal
12 Februari 1958 KSAD A.H. Nasution membekukan Kodam Sumatra Tengah dan
selanjutnya menempatkan langsung di bawah KSAD.
Pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad
Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI). Sebagai perdana menterinya adalah Mr. Syafruddin
Prawiranegara.
|
4.
|
Pemberontakan Permesta
|
Proklamasi PRRI ternyata mendapat
dukungan dari Indonesia bagian Timur. Tanggal 17 Februari 1958 Somba memutuskan
hubungan dengan pemerintah pusat dan mendukung PRRI. Gerakannya dikenal
dengan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Gerakan ini jelas melawan
pemerintah pusat dan menentang tentara sehingga harus ditumpas. Untuk
menumpas gerakan Permesta, pemerintah melancarkan operasi militer beberapa
kali. Berikut ini operasi-operasi militer tersebut.
a. Komando operasi Merdeka yang
dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.
b. Operasi Saptamarga I dipimpin Letkol
Sumarsono, menumpas Permesta di Sulawesi Utara bagian Tengah.
c. Operasi Saptamarga II dipimpin
Letkol Agus Prasmono dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan.
d. Operasi Saptamarga III dipimpin
Letkol Magenda dengan sasaran kepulauan sebelah Utara Manado.
e. Operasi Saptamarga IV dipimpin
Letkol Rukminto Hendraningrat, menumpas Permesta di Sulawesi Utara.
f. Operasi Mena I dipimpin Letkol
Pieters dengan sasaran Jailolo.
g. Operasi Mena II dipimpin Letkol
Hunholz untuk merebut lapangan udara Morotai.
Ternyata Gerakan Permesta mendapat
dukungan asing, terbukti dengan ditembak jatuhnya pesawat yang dikemudikan
oleh Alan Pope warga negara Amerika Serikat tanggal 18 Mei 1958 di atas
Ambon. Meskipun demikian, pemberontakan Permesta dapat dilumpuhkan sekitar
bulan Agustus 1958, walaupun sisa-sisanya masih ada sampai tahun 1961.
|
5.
|
Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
|
Gerakan Aceh Merdeka adalah sebuah
organisasi (yang dianggap separatis) yang memiliki tujuan supaya daerah Aceh
atau yang sekarang secara resmi disebut Nanggroe Aceh Darussalam lepas dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik antara pemerintah dan GAM yang
diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan
menyebabkan jatuhnya hampir sekitar 15.000 jiwa. Gerakan ini juga dikenal
dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF). GAM dipimpin oleh
Hasan di Tiro yang sekarang bermukim di Swedia dan berkewarganegaraan Swedia.
Pada 27 Februari 2005, pihak GAM dan
pemerintah memulai tahap perundingan di Vantaa, Finlandia. Mantan presiden
Finlandia Marti Ahtisaari berperan sebagai fasilitator.
Pada 17 Juli 2005, setelah perundingan
selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai
dengan GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Penandatanganan nota kesepakatan
damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses perdamaian selanjutnya
dipantau oleh sebuah tim yang bernama Aceh Monitoring Mission (AMM) yang
beranggotakan lima negara ASEAN dan beberapa negara yang tergabung dalam Uni
Eropa. Di antara poin pentingnya adalah bahwa pemerintah Indonesia akan turut
memfasilitasi pembentukan partai politik lokal di Aceh dan pemberian amnesti
bagi anggota GAM.
Seluruh senjata GAM yang mencapai 840
pucuk selesai diserahkan kepada AMM pada 19 Desember 2005. Kemudian pada 27
Desember, GAM melalui juru bicara militernya, Sofyan Daud, menyatakan bahwa
sayap militer mereka telah dibubarkan secara formal.
|
TidakMemuaskan. .Kecewa. .
BalasHapusTidak bisa digeser. Jd gak keliatan tulisannya semua. .Kecewa😞😞😞😞
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusTulisan yang satu nya tidak kelihatan kurang jelas.
BalasHapusKurang memuaskan
Yang pemberontakan PKI di madiun kalimatnya sumbang :3
BalasHapusthanks kak :v
BalasHapusmakasih yaaa :)
BalasHapusMakasih sangat membantu tugas sekolah😊
BalasHapusmakasiiii
BalasHapus